Kegelisahan berasal
dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir,
tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan menipakan hal yang
menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir,
tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya; duduk termenung sambil memegang kepalanya; duduk dengan wajah munmg atau sayu, malas bicara; dan lain-lain.
Kegelisahan menipakan salah satu elcspirsi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, behwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.
(a). Kecemasan obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan yang pemah dialami seseorang misalnya pemah terkejut waktu diketahui dipakaiannya ada kecoa. Keterkejutannya itu demikian hebatnya, sehingga kecoa merupakan binatang yang mencemaskan. Seseorang wanita yang pemah diperkosa oleh sejumlah pria yang tidak bertanggung jawab, sering ngeri melihat pria bila ia sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya sama dengan yang pemah memperkosanya. Kecemasan akibat dari kenyataan yang pemah dialami sangat terasa bilamana pengalaman itu mengancam eksistensi hidupnya. (b). Kecemasan neorotis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
(1) Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa seseuatu yang hebat akan terjadi.
(2) Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah, bahwa intensitet ketakutan melebihi proporsi yang sebenamya dari obyek
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya; duduk termenung sambil memegang kepalanya; duduk dengan wajah munmg atau sayu, malas bicara; dan lain-lain.
Kegelisahan menipakan salah satu elcspirsi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, behwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.
(a). Kecemasan obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan yang pemah dialami seseorang misalnya pemah terkejut waktu diketahui dipakaiannya ada kecoa. Keterkejutannya itu demikian hebatnya, sehingga kecoa merupakan binatang yang mencemaskan. Seseorang wanita yang pemah diperkosa oleh sejumlah pria yang tidak bertanggung jawab, sering ngeri melihat pria bila ia sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya sama dengan yang pemah memperkosanya. Kecemasan akibat dari kenyataan yang pemah dialami sangat terasa bilamana pengalaman itu mengancam eksistensi hidupnya. (b). Kecemasan neorotis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
(1) Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa seseuatu yang hebat akan terjadi.
(2) Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah, bahwa intensitet ketakutan melebihi proporsi yang sebenamya dari obyek
yang ditakutkannya. Misalnya seorang gadis takut memegang benda yang
terbuat dari karet. Ia tidak mengetahui sebab ketakutan tersebut, setelah
dianalisis; ketika masih kecil dulu ia sering diberi balon karet oleh ayahnya,
satu untuk dia dan satu untuk adiknya. Dalam suatu pertengkaran ia memecahkan
balon adiknya, sehingga ia mendapat hukuman yang keras dari ayahnya. Hukuman
yang didapatnya dan perasaan bersalah menjadi terhubung dengan balon karet.
(3) Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan din yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun ego dan superego melarangnya.
(c). kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang.Tiap pribadi memiliki bennacam-macam emosi antara lain: hi, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pemyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang lain
(3) Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan din yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun ego dan superego melarangnya.
(c). kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang.Tiap pribadi memiliki bennacam-macam emosi antara lain: hi, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pemyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang lain
Menurut Sigmund Freud, kecemasan dibagi menjadi tiga macam, yakni :
kecemasan tentang kenyataan/obyektif; kecemasan neurotis, dan kecemasan moril.
Dari ketiga macam kecemasan tersebut sebenarnya tidak ada perbedaan dari
segi jenisnya. Semuanya mempunyai satu sifat yang sama, yaitu tidak
menyenangkan dari mereka yang mengalaminya. Mereka (tiga macam kecemasan) hanya
berbeda dalam hubungan sumbernya. Kecemasan tentang kenyataan, sumber dari
bahaya itu terletak dalam dunia luar. Kecemasan neurotis, ancaman terletak
dalam pemilihan obyek secara naluriah dari id. Kecemasan moril, sumber ancaman
adalah hati nurani dari super ego.
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat
pengamatan suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadan dalam
lingkungan seserang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahay dan
timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata bahwa
seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada di dekat
dengan benda- benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
Misalnya, ketakuatn terhadap kegelapan muangkin merupakan pembawaan dari
generasi sebelumnya.
Rasa ketakutan atau kecemasan ini lebih mudah diperoleh selama masih bayi
atau kanak- kanak, karena organisme yang masih muda lemah dalam menghadapi
bahaya- bahaya dari luar dan sering kali dikuasai oleh ketakutan egonya belum
berkembang sampai titik, dimana organisme dapat menguasai rangsangan-
rangsangan yang jumlahnya berlebihan. Bayi yang baru lahir dihujani rangsangan-
rangsangan yang berlebihan dari luar, yang mana selama dalam kandungan mendapat
lindungan, sehingga menyebabkan bayi tidak siap sama sekali. Selama tahun-
tahun permulaan bayi, banyak menghadapi keadaan lain yang sulit untuk
dihadapinya, bila dalam kemudian hari mengancam hidupnya sampai keadaan tak
berbahaya, bayi akan mencetuskan keadaan cemasnya. Itulah sebabnya kita perlu
melindungi anak yang masih kecil terhadap pengalaman- pengalaman traumatic
(pengalaman kecemasan).
Kecemasan neurotis (saraf), ditimbulkan oleh suatu pengamatan tentang bahaya
dari naluriah. Kecemasan neurotis dapat dibedakan dalam tiga bentuk:
- bentuk kecemasan yang berkisar dengan bebas dan menyesuaikan dirinya dengan segera pada keadaan lingkungan yang kira- kira cocok. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.
- bentuk ketakutan yang tegang dan irasional (phobia). Sifat khusus dari pobia adalah bahwa, intensitit ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari objek yang ditakutkannya. Misalnya, seorang gadis takut memegang benda yang terbuat dari karet. Ia tidak mengetahui sebab ketakutan tersebut, setelah di analisis; ketika masih kecil dulu ia sering diberi balon oleh ayahnya, satu untuk dia dan satu untuk adiknya, sehingga ia mendapatkan hukuman yang keras dari ayahnya. Hukuman yang didapatnya dan perasaan bersalah menjadi terhubung dengan balon karet. Phobia juga dapat diperbesar leh kecemasan moril, oleh benda yang diinginkan tetapi ditakutkan adalah sesuatu yang mlanggar ideal dari super ego. Misalnya, seorang wanita mungkin merasakan suatu ketakutan irrasional untuk diperkosa karena sebenarnya ia ingin mendapatkan serangan seksual tapi super egonya memberontak terhadap keinginan ini. Ia takut terhadap hati nuraninya sendiri.
- reaksi gugup atau setengah gugup, reaksi ini munculnya secara tiba-tiba tanpa adanya provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seserang dari kecemasan neurotis yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id. Meskipun ego dan super ego melarangnya.
Kecemasan neurotis selalu berdasarkan kecemasan tentang kenyataan, dalam
arti kata bahwa seseorang harus menghubungkan suatu tuntutan naluriah dengan
bahaya dari luar sebelum ia belajar merasa takut terhadap naluri- nalurinya.
Selama suatu peredaran naluriah tidak berakhir dengan suatu hukuman, orang
tidak usah merasa takut terhadap cathexis byek dari naluri- naluri. Akan
tetapi, karena perbuatan yang impulsif membawa seseorang kedalam suatu
kesulitan, ia pun menyadari bagaimana berbahayanya naluri itu. Tamparan,
pukulan dan lain- lain bentuk hukuman menunjukkan pada seoorang anak, bahwa
pemuasan naluri secara impulsif menuju kepada suatu keadaan yang tidak
menyenangkan. Anak akan mendapat kecemasan neurotis kalau ia dihukum karena
bertindak secara impulsif.
Kecemasan moril, merupakan suatu perasaan bersalah atau malu dalam ego,
yang ditimbulkan oleh suatu pengamatan mengenai bahaya dari hati nurani. Hati
nurani sebagai wakil di dalam tubuh dari kekuasaan orang tua mengancam untuk
menghukum seseorang karena sesuatu perbuatan atau pikiran yang melanggar tujuan
yang sempurana dari ego yang ideal yang diletakkan di dalam kepribadian oleh
orang tua. Sebagaimana halnya.dengan kecemasan neurotis,sumber kecemasan moril
terletak dalam struktur kepripadian,dan sebagaimana halnya dengan kecemasan
neurotis,orang tidak dapat melepaskan diri dari perasaan bersalah dengan jalan
melarikan diri dari padanya.
Kecemasan moril mempunyi ikatan yang erat dengn kecemasan neurtis,karena
musuh-musuh utama dari super ego adalah pemilihan obyek dari id.Adalah suatu
ironi dari penghidupan orang yang berakhlaq. Sebab dari pada ini ialah bahwa
karena hanya berfikir untuk melakukan sesuatu yang buruk saja telah menjadikan
orang yang berakhlaq merasa malu. Seseorang yang banyak melakukan penguasaan
diri sudah pasti akan banyak memikirkan tentang godaan dari
naluri-naluri,karena ia tidak menemukan Saluran yang lain untuk
keinginan-keinginan nalurinya. Rang yang kurang berakhlaq tidak memiliki
superego yang demikian kuatnya,sehingga ia tidak lebih mungkin merasakan
gangguan dari hati nuraninya,kalau ia berfikir atau berbuat sesuatu yang tidak
sesuai dengan kode moril.
Kecemasan adalah peringatan pada ego,bahwa ia berada dalam bahaya. Dalam
hal kecemasan obyektif,jika seseorang tidak mengindahkan peringatan itu,sesuatu
yang buruk akan terjadi pada dirinya. Dengan memberikan perhatian atas
peringatanitu,seseorang mungkin dapat menghindarkan kecelakaan yang akan
terjadi.baik dalam kecemasan neurotis maupun kecemasan,bahaya terletak di dunia
luar dan juga bukan luka berupa sesuatu luka- luka badan atau kekurangan
jasmaniah yangdi takutkan orang.
Perasaan bersalah pada hakekatnya mungkin menjadi demikian tidak
tertahannya,sehingga orang yang bersalah dapat berbuat sesuatu untuk mengundang
hukuman dari sumber di luar untuk menghilangkan perasaan bersalahnya dan
mencapai kelegaan. Tekanan yang terus menerus dari kecemasan neurotis mugkin
menyebabkan seseorang menjadi kehilangan akalnya dan melakukan sesuatu yang
sangat impulsif. Akibat dari perbuatan impulsif ini di anggap kurang
menyakitkan pada kecemasan itu sendiri. Kecemasan neurotis dan moril bukan saja
merupakan tanda bahaya untuk ego, tetapi kecemasan itu sendiri adalah suatu bahaya.
Manusia diciptakan oleh tuhan dengan segala sifat yang paling sempurna
diantara makhluk yang ada di bumi ini, sifat itu adalah cipta, rasa dan karsa.
Tetapi dengan adanya sifat itu manusia menjadi tamak, loba, kikir, iri, dengki,
dsb, apabila manusia tidak dapat mengatur , menguasai, atau mengekang hawa
nafsunya ataupun bertindak yang negatif.
Sifat tamak, kikir, iri, dan dengki adalah sifat yang sangat tidak terpuji
baik dihadapan sesama mannusia apalagi dihadapan Tuhan pencipta alam dan
isinya. Dengan adanya sifat ini manusia akan mengalami rasa khawatir, takut,
cemas, bahkan putus asa.
Bagi manusia yang menyadari akan hal ini, perasaan tersebut di atas
dipandangnya sebagai penyakit kejiwaan yang sangat tidak menyenangkan bagi
meanusi tersebut, sehingga dengan bekal kesadarannya tersebut ia berusaha untuk
mengeluarkan perasaan cemasnya dari dalam dirinya. Perasaan- persaan cemas,
gelisah, khawatir, benci, dongkol, dan perasaan negatif lainnya sangat sukar
untuk diberantas. Perasaan- perasan itu demikian hebatnya sehingga bisa
mendesak dan mengusir pikiran- pikiran kita yang tentram dan senang, segar dan
damai.
Biasanya orang yang mengalami sulit untuk memikirkan hal-hal yang perlu
untuk dilaksanakan dalam mengurangi rasa kecemasan tersebut, untuk itulah perlu
melakukan perbuatan yang tanpa banyak memerlukan pikiran,dengan berbuat
demikian orang akan menjadi sibuk,sehingga rasa cemas ataupun khawatir dalam
pikirnya akan terlupakan.Hal ini sesuai dengan pendapat dari James L.
Mursell,Guru besar dalam mata pelajaran Pedagogi pada sekolah guru di
Columbia,dengan jitunya mengatakan: “Anda akan digoda oleh
kecemasan,ketakutan,kekhawatiran tidak selamanya anda asyik dan sibuk,akan
tetapi setelah selesai dengan pekerjaan anda,pada saat itulah angan-angan anda
menjadi liar dan anda akan merenungkan hal-hal yang bukan-bukan yang gila-gila
dan setiap kesalahan tampak besar-besar seperti gunung.Motor jiwa kita berkutat
untuk membebaskan diri dari rasa khawatir ialah kesibukan dan mengerjakan
sesuatu yang konstrukif atau membangun”.Dengan kesibukan yang tiada hentinya
fisik manusia akan mengalami kelelahan ataupun keletihan,sehingga tinggal
memerlukan istirahat atau tidur yang tenang dan nyenyak tanpa memikirkan lagi
terhadap masalahnya,yaitu kecemasan.
Ada suatu cara lain yang mungkin juga baik untruk digunakan dalam mengatasi
kecemasan tersebut dengan memerlukan sedikiyt pemikiran yaitu,pertama kita
menanyakan pada diri kita sendiri (instropeksi),akibat yang paling buruk yang
bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu
terjadi,apa penyebabnya dan sebagainya.apabila kita dapat menganalisa akibat
yang akan ditimbulkan oleh kecemasan tersebut dan bila kita tidak dapat
mengatasinya,kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya,karena tidak
semua pengalama di dunia ini menyenangkan.Yang ke2,kita bersedia menerima
akibatnya dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan
sirna dari jiwa kita.dan yang ke3,dengan bersamaan berjalannya waktu kita dapat
mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya
kecemasan tersebut dalam jiwa kita.
Ada suatu cara paling ampuh dalam menghadapi segala situasi dan kondisi
yang bagaimanapun termasuk kecemasan ini yaitu kita berdoa kepada tuhan dengan
sungguh-sungguh sabar,tabah,senang dan ikhlas,sehingga ia mau mengabulkan
permhonan kita dari perasaan kecemasan ini,sebab tuhan adalah yang paling Maha
Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi umatnya yang mau
berdoa dan memohon kepadanya.
Dalam kehidupan ini setiap manusia mempunyai harapan-harapan dan setiap
manusia mempunyai hak untuk itu,tidak seorang pun dapat menghalanginya.Untuk
mencapai harapan-harapan itu manusia berusaha,yang mungkin usahanya itu dengan
mengorbankan apa saja dengan kata lain manusia berusaha dengan sekuat
tenaga,setelah berusaha maka orang-orang itu dengan gelisah menunggu dan
menanti bagaimana hasil usaha mereka,sesuaikah dengan apa yang mereka
korbankan,berhasilkah atau mereka harus kecewa karena gagal.
Seringkali dalam menungu hasil-hasil usaha mereka,mereka itu tidak
sabar,hati mereka tidak tentram,tidak damai dan lain sebagainya sampai-sampai
mereka jarang menggunakan akal sehatnya.Untuk itu disini kami akan mencoba
memberi uraian mengapa kita gelisah,mengapa kita merasa khawatir,mereka tidak
tentram dan hati kita berdebar dalam menuggu di samping itu pula akan di
uraikan mengapa dan apa penyebabnya kita merasa demikian serta bagaimana cara
menanggulangi kegelisahan dan kekhawatiran yang kita alami.Disini kami mencoba
memberikan gambaran cara penecahan rasa gelisah yang mungkin dialami,sebab
seringkali orang yang mengalami kegelisahan menanggulangi atau menyalurkan
dengan hal-hal yang bersifat negatif. Sudah tentu cara-cara ini tidak benar,
hal ini terjadi karena dalam pemecahan masalah ini mereka tidak menggunakan
akal sehat, dengan kata lain emosi dan ratio mereka tidak stabil lagi dan
kadang-kadang malah emosi mereka lebih menonjol sehingga tindakan- tindakan
mereka tidak terkontrol. Di samping itu juga kegelisahan dan kekhawatiran ini
dialami oleh setiap orang hidup dan mempunyai harapan.
Mengapa kita menjadi gelisah?
Setiap orang siapa pun orangnya itu, baik mereka yang tingkat sosialnya
tinggi, yang sosialnya sedang ataupun yang tingkat sosialnya rendah, seperti pejabat-pejabat,
orang-orang kaya, para pegawai negeri, kuli-kuli bangunan, kuli-kuli pasar,
tukang-tukang becak sampai pada pengemis-pengemis, mereka pasti mempunyai
harapan-harapan dan cita-cita, sudah tentu sesuai dengan dengan kemampuan dan
jangkauan pikiran mereka.
Dan karena cita-cita dan harapan-harapan itulah mereka berusaha untuk
mencapainya dan setiap orang berhak untuk itu dengan demikkian tidak seorangpun
dapat melarang dan menghalangi seseorang untuk mencapai cita-citanya. Dari
usaha-usaha mereka untuk mencapai apa cita-cita dan apa harapan mereka,suatu
saat mereka akan menunggu jawaban dari hasil jerih payah mereka, apakah
cita-cita dan harapan-harapan mereka itu akan tercapai atau gagal dan mereka
harus kecewa.
Sering orang dengan tidak sabar sesuatu yang menjadi harapan mereka seperti
halnya pengalaman yang dialami oleh seorang teman penulis yang menunggu seorang
temannya yang telah menjanjikan akan menjemputnya untuk menghadiri suatu pesta
ulang tahun teman lainnya bersama-sama.Mereka berjanji bahwa pada pukul 06.30
mereka akan bertemu di rumah saya untuk bersama-sama menuju ke rumah teman yang
berulang tahun, tetapi entah karena apa katakanlah si penjemput tidak datang
pada waktunya yang telah disepakati bersama.Dengan gelisah teman penulis menunggu
si penjemput,tentu saja di iringi dengan dugaan-dugaan sedikit cemas dan hati
berdebar memikirkan apa gerangan yang terjadi pada si penjemput.Walaupun ia
telah berusaha merintang waktu dengan membaca majalah ataupun koran yang memang
tertumpuk di meja tamu sambil mendengarkan nyanyian dari tape recorder,tetapi
semua itu tidak dapat menentgramkan hatinya,dan suatu saat ia mondar-mandir
antara pintu luar dan ruang tamu untuk melihat jangan-jangan ada yang
menjemputnya saat itu.
Karena ia sudah memperkirakan tak ada yang mungkin diajak pergi ke pesta
ulang tahun temannya lagi,walaupun dengan agak kecewa,dan sedikit mendongkol
akhirnya teman saya itu tidak jadi pergi ke ulang tahun temannya itu. Entah
mungkin karena keinginannya yang tak tercapai, mungkin karena kecewa tak jadi
bergembira mengahadiri pesta ulang tahun, atau karena cenas memikirkan apa yang
terjadi pada sipenjemput sehingga sipejemput tidak datang, hatinya tidak
tenteram, merasa cemas, jangan-jangan terjadi sesuatu pada sipenjemput, merasa
bersalahdan malu karena tidak hadir pada pesta ulang tahun temanya
sampai-sampai teman penulis tidak bisa tidur, karena gelisah menyelimutinya
malam itu.
Lain cerita lagiyang sering penulis jumpai di rumah-rumah sakit baik itu
rumah sakit umum maupun rumah sakit bersalin, seringkali kita temukan dirimah
sakit bersalin musalnya seorang bapak sebentar-sebentar melihat ke pintu dimana
seorang ibu hamil sedang melahirkan putranya atau mungkin tanpa disadari
seorang bapak telah beberapa kali berjalan mondar-mandir didepan sebuah
pintudan kadang-kadang seorang bapakmuda dengan gelisahnya menunggu
sampai-sampai tanpa disadari ia telah menghisap berbatang-batang rokok tanpa
istirahat sedikitpun ia merokokterus dan apabila terdengar jeritan tangis ia
sedikit terkejut dan entah perasaan apa yang meliputinya lagi,apa lagi ia
menantikan kelahiran putranya yang pertama. Dan bila pintu di depanya terbuka
dengan cepat ia menyongsongnya, ia akan bertanya-tanya terkabulkah harapanya?
Satu cerita lagi yang mungkin dapat menerangkan bahwa setiap manusia dapat
mengalamin kecemasan, keresahan hati dan diliputi dengan rasa khawatir serta
hati yang tidak tenteram. Sudah dikatakan tadi bahwa hal tersebut dialami oleh
semua lapisan masyarakat seperti misalnya gelandangan-gelandangan yang bermukim
dibawah-bawah jembatan-jembatan atau diderah-daerahyang terlarang untuk tempat
tinggal sehingga mungkin mengganggu keindahan kota atau karena bahaya bagi jiwa
mereka.
Bagaimanapun mereka adalah saudara-saudara kita yang tak mampu, mereka membangun
rumah-rumah dari kardus- kardus untuk berlindung dari hujan dansengatan
matahari, sudah barang tentu mereka tentumereka ingin dan berharapan untuk
dapat bermukim disitu lebih lama dan walaupun demikian merasa selalu cemas,
setiap saat mereka gelisah jangan-jangan turun hujan dan banjir sehingga
gubuk-gubuk mereka terbawa arus lalu mereka haris berlindung di mana, di saat
matahari teerik menyinari bumi.
Dari cerita-cerita yang penulis kemukakan dapat diketahui bahwa siapapun
dapaat gelisah hal tersebut terjadi karena mungkin disebabkan harapan-harapan
mereka tak terpenuhi, karena menunggu sesuatu,seperti menunggu jawaban apakah
harapannya tercapai,menunggu giliran imunisasi anak-anak kecil dimana imunisasi
itu sering diadakan pada sekolah-sekolah dasar yang pernah juga penulis
alami,menunggu kelahiran anak pertama,menunggu hukuman dari ibunya,pada anak
kecil yang merasa bersalah karena melakukan sesuatu yang dilarang oleh ibunya
seperti bermain-main hujan sampai bajunya basah atau menunggu pengumuman apakah
diterima di perguruan tinggi.
Seringkali karena hasil suatu pekerjaan tidak sesuai dengan apa yang telah
ditetapkan seperti halnya apa yang telah dialami oleh insinyur perintis
industri alat-alat conditioning dan mengepalai perusahaan Carrier Corporation,insinyur
ini bernama Cattier.Pada suatu ketika ia mendapat tugas memasang alat pembersih
gas pada suatu pabrik PITSBURGH PLATE-GLASS Company di Crystal City yaitu suatu
pabrik yang bernilai berjuta-juta dollar.
Alat itu dimaksudkan untuk membersihkan gas,dapat menyala terus tanpa
mengotori mesin.Setelah pemasangan alat itu memang dapat bekerja tetapi tidak
sesuai dengan apa yang diinginkan.Dengan adanya peristiwa itu Cattier sangat
merasa seolah-olah kepalanya dipukul dengan benda yang sangat kerasnya.Hal itu
karena diliputi oleh rasa bersalah,ia merasa semua bergoncang tidak ada yang
beres,begitu gelisah dan khawatirnya sampai-sampai dia tak dapat tidur karena
ia merasa tindakannya tidak sesuai dengan etika.Bisa juga orang merasa bersalah
yang terus menerus seolah-olah ia dikejar oleh rasa bersalah itu.Seperti cerita
seorang pengendara mobil yang di luar dugaannya ada seorang yang menyebrang
jalan sehingga ia tak dapat menguasai kendali mobilnya dan terjadilah
kecelakaan itu,ia membuat si korban cacat seumur hidup,walaupun si korban telah
berdamai tetapi si pengendara terus menerus dikejar rasa bersalah.Hal tersebut
begitu menakutkan sampai si pengendara takut mengendarai mobil dalam jangka
waktu begitu lama.Setiap ia mengendarai mobil ia takut jangan-jangan peristiwa
itu terjadi lagi.
Untuk merintang waktu dalam mengendalikanrasa gelisah sementara untuk
melepaskan suasana hati yang tidak tentram ada yang mengisi waktu dengan
kegiatan seperti membaca,merokok,mempermainkan suatu benda.Semua tindakan itu tidak
dapat menentramkan kegelisahan yang kita alami secara tuntas.semua tindakan itu
hanya dalam menghilangkan rasa gelisah sementara kita hanya dapat melupakan
kegelisahan itu sejenak tetapi ada juga orang yang sama sekali tidak dapat
melupakan kegelisahan walaupun hanya sejenak,sehingga kegelisahan tercermin
pada air muka gerak-gerik tindakannya tidak teratur,bicaranya cepat dan
kadang-kadang tidak sesuai dengan apa yang dimaksud sehingga kawan bicaranya
itu bingung.Tetapi contoh-contoh di atas dapat kita sadari apapun kegelisahan
itu tidak akan dapat menyelesaikan suatu masalah atau menghalau situasi buruk
apapun dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar