Pengertian Cinta Kasih
Menurut
saya , cinta kasih adalah dimana kita memberi suatu yang sangat spesial kepada
seseorang dan orang tersebut merasa sangat senang. Menurut kamus umum bahasa
Indonesia karya W.J.S Poerwa Darminta, cinta adalah rasa sangat suka
(kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya Cinta adalah perasaan (rasa) suka terhadap makhluk hidup
(manusia).Sedangkan kasih adalah perasaan kasih atau belas kasih terhadap
makhluk hidup(manusia). Jadi Cinta Kasih dapat diartikan suatu perasaan manusia
yang berdasar pada ketertarikan antar makhluk hidup (manusia) dengan didasari
pula rasa belas kasih. Victor Hago menyimpulkan, “mati tanpa cinta sama
halnya dengan mati
dengan
penuh dosa”. Dan Erich Fromm dalam bukunya menyebutkan, “cinta itu
yang
paling utama adalah memberi, bukan menerima Yang paling penting dalam memberi
adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi,bukan material. Yang merupakan ungkapan
paling tinggi dari kemampuan”. Cinta dapat berlangsung sesaat, tetapi rasa
kasih sayanglah yang akan menuntun dan melanjutkan seseorang untuk mengetahui
apa itu arti cinta yang sesungguhnya.
Pada
hakikatnya sejak manusia dilahirkan, manusia sudah diberikan perasaan
oleh
Tuhan. Perasaan merupakan kebutuhan manusia yang fundamental.
Dalam
menjalani kehidupan di dunia ini, manusia selalu memiliki perasaan cinta
kasih
dalam berbagai macam aspek kehidupan. Contoh, cinta kepada keluarga, cinta
kepada
teman, cinta kepada saudara, cinta kepada suatu pekerjaan, cinta kepada alam,dan
lain-lain. Tidak ada manusia di dunia ini yang memiliki rasa cinta kasih,
kecuali orang yang jiwanya telah menghilang (jiwanya telah mati). Dalam
perjalanan hidup manusia, tidak akan pernah lepas dari yang namanya cinta.
Cinta akan selalu ada dalam suatu dimensi yang namanya manusia. Manusia dicipta
dengan penuh cinta, dan tanpa cinta manusia tak akan lahir. Manusia diciptakan di
jagad bumi mengembangan cinta dari tuhan sebagai khalifah di muka bumi. Yang menjadi
pertanyaan besar sekarang ini adalah pemaknaan akan cinta dalam realitas
hidup ini.
Apakah cinta dimaknai sebagai sesuatu yang fitrah yang mesti dijaga ataukah suatu
wujud rasa yang mesti diagungkan.Ketika memberikan sebuah defenisi akan cinta,
akan lahir beberapa defenisi yang tentu saja akan berbeda dari segi substansi
atau hakikat cinta itu. Hal ini dikarenakan sudut pandang yang berbeda pula.
Semakin tinggi tingkat pemahaman terhadap suatu norma atau prilaku, akan
semakin kompleks penjabaran defenisi itu. Pemberian pemaknaan akan cinta akan
senasib dengan pemberian defenisi tadi. Defenisi yang akan mengantarkan pada
suatu substansi kadang dikaburkan oleh ego bahkan nafsu seseorang. Pemaknaan
yang salah sebagai sebuah aktualisasi dari cinta seperti pacaran akan
mengantarkan pada suatu upaya untuk mendeskreditkan cinta yang luhur sebagai
fitrah kemanusiaan. Disamping itu, pemaknaan akan cinta dengan rasa suka harus
berani dibedakan. Cinta adalah fitrah yang sifatnya abstrak sehingga perwujudannya
berada dalam area metafisik (inmaterial). Sedangkan rasa suka, adalah
wujud rasa ketertarikan kepada hal yang bersifat materi.
Setiap
orang memang mempunyai pengertian cinta yang berbeda, tergantung
individu
itu sendiri yang mengalami suatu kejadian atau pengalaman yang ia alami.
Dr.
Sarwito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta memiliki 3
unsur, yaitu
ketertarikan,
keintiman, dan kemesraan. Ketertarikan adalah perasaan untuk hanya
bersama
dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman adalah adanya
kebiasaankebiasaan dan tingkah laku untuk menunjukkan bahwa seseorang itu
dengan seseorang lainnya sudah tidak ada jarak lagi. Sedangkan kemesraan adalah
adanya rasa ingin mengenal lebih dekat dengan seseorang yang dekat dengan kita.
Biasanya kemesraan ditunjukkan dengan perilaku saling bersentuhan maupun dengan
ucapan atau kata-kata yang lebih mendalam.
Cinta Menurut Ajaran Agama
A. Cinta Menurut Agama Islam
Di antara
para ulama ada yang membagi cinta menjadi dua bagian dan ada yang
membaginya
menjadi empat. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdulwahhab Al-
Yamani
dalam kitab Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid (hal. 114) menyatakan
bahwa
cinta ada empat macam, yaitu:
1. Cinta
ibadah, yaitu mencintai Allah dan apa-apa yang dicintai-Nya, dengan dalil
ayat dan
hadits di atas.
2. Cinta
syirik, y Yaitu mencintai Allah dan juga selain-Nya. Allah berfirman,
“Dan di
antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingantandingan
(bagi
Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti
cinta
mereka kepada Allah.”(Al-Baqarah:165)
3. Cinta
maksiat, Yaitu cinta yang akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa
yang
diharamkan Allah dan meninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya.
Allah
berfirman, “Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang
sangat.”
(Al-Fajr: 20)
4. Cinta
tabiat, Seperti cinta kepada anak, keluarga, diri, harta dan perkara lain
yang dibolehkan.
Namun tetap cinta ini sebatas cinta tabiat. Allah berfirman
dalam
surat Yusuf ayat 8, “Ketika mereka (saudara-saudara Yusuf ‘alaihis
salam)
berkata: ‘Yusuf dan adiknya lebih dicintai oleh bapak kita daripada kita”.
Dalam
ajaran agama Islam, terutama yang di jelaskan dalam Al-Qur’an, cinta
memiliki
beberapa pengertian:
1. Cinta
Rahmah, cinta penuh kasih sayang, lembut, rela berkorban dan siap
melindungi.
2. Cinta
Mawaddah, cinta yang menggebu-gebu atau cinta yang membara.
3. Cinta
Mail, cinta yang hanya bersifat sementara, sehingga seseorang tersebut
ingin meminta perhatian dari banyak orang
hinggal hal-hal lain cenderung
kurang diperhatikan. Contohnya adalah
poligami (ketika kita sedang jatuh cinta
kepada yang lebih muda, yang tua (lama)
tidak diperhatikan lagi).
4. Cinta
Shobwah, cinta yang mendorong perilaku menyimpang tanpa sanggup
mengelak (secara tidak sadar di dia tidak
tahu apa yang telah ia perbuat). Cinta
Jenis ini sering dikatakan cinta buta.
5. Cinta
Kulfah, perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal
yang positif, meski itu sulit untuk
dijalani.
Dalam
agama Islam, sebenarnya cinta tidak diperbolehkan, karena belum
mukhrim.
Karena belum boleh mencintai dan memiliki lawan jenis sebelum
menikah.
Pacaran pun sebenarnya dilarang. Dalam agama Islam, cinta yang dimaksudkan
adalah cinta terhadap Allah S.W.T, cinta terhadap orang tua, cinta terhadap
sesama manusia (rasa belas kasih), cinta terhadap semua makhluk ciptaan-Nya.
B. Cinta Menurut Agama Kristen (Protestan
& Katholik)
1. Cinta
adalah pencipta keindahan terhebat (Tim 2:9-10)
2. Cinta
adalah suatu wujud keinginan;dalam niat dan tindakan (1 Yoh 3:18)
3. Cinta
harus menjadi dasar dari segala sesuatu (1 Kor 13:3)
C. Cinta Menurut Agama Hindu
Cinta
adalah perasaan pada kesenangan, kesetiaan, kepuasan terhadap suatu
obyek.
Sedangkan kasih adalah perasaan cinta yang tulus lascarya terhadap suatu
obyek.
Obyek dari cinta kasih itu adalah semua ciptaan Sanghyang Widhi
Wasa,Tuhan
Yang Maha Esa.
Ciptaan
Tuhan dapat digolongkan dalam tingkatan sesuai eksistensinya atau
kemampuannya
yaitu:
1. Eka
pramana ialah makhluk hidup yang hanya memiliki satu aspek kemampuan
berupa
bayu/tenaga/ hidup, seperti tumbuh-tumbuhan.
2. Dwi
pramana ialah makhluk hidup yang memiliki dua aspek kemampuan berupa
bayu dan
sabda/bicara, seperti hewan/binatang.
3. Tri
pramana ialah makhluk hidup yang memiliki tiga aspek kemampuan berupa
bayu,
sabda dan ide/pikiran, seperti manusia.
D. Cinta menurut agama Budha
Dalam
Nikaya Pali, yaitu Dhammapada ada satu bab yang diberi judul Piya
Vagga yang
berarti kecintaan. Begitu pula dalam Majjhima Nikaya terdapat sutta
yang
berjudul Piyajatika Sutta yaitu khotbah tentang orang-orang tercinta. Dalam
Bahasa Pali juga ditemukan beberapa istilah cinta, seperti: piya, pema, rati,
kama, tanha (jawa trenso), ruci, dan sneha yang memiliki arti: rasa sayang,
kesenangan, cinta kasih sayang, kesukaan, nafsu indera (birahi), kemelekatan,
dsb, yang terjalin antara dua insan berbeda jenis atau cinta dalam lingkup
keluarga.
Macam – Macam Cinta
Menurut
Erich Fromm (1983 : 54) dalam bukunya Seni Mencintai mengemukakan
tentang
adanya berbagai macam-cinta yang dapat di uraikan sebagai berikut :
1. Cinta Diri Sendiri
Secara
alami manusia mencintai dirinya sendiri (self love) dan banyak
orang yang
menafsirkan cinta diri sendiri diidentikan dengan egoistis. Jika
demikian
cinta diri sendiri ini bernilai negatif. Namun apabila diartikan bahwa
cinta diri
sendiri adalah mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jamsmani
dan
rohaninya terpenuhi seimbang ini bernilai positif. Dengan demikian cinta
terhadap
dirinya tidak harus dihilangkan tetapi harus berimbang dengan cinta
kepada
orang lain untuk berbuat baik.
2. Cinta Sesama Manusia / Persaudaraan
Cinta
kepada sesama manusia atau persaudaraan (agape. Bahasa Yunani)
itu
merupakan watak manusia itu sendiri dan diwujudkan dalam tingkah laku
atau
perbuatannya kepada sesama manusia. Perbuatan dan perlakuan yang baik
kepada
sesama manusia bukan berarti karena seseorang itu membela, menyetujui,
mendukung dan berguna, bagi dirinya, melainkan dating dari hati nuraninya yang
ikhlas disertai tujuan yang mulia. Motivasi perbuatan dan perlakuan seseorang
mencintai sesama manusia itu disebabkan karena pada dasarnya manusia tidak
dapat hidup sendirian (manusia sebagai makhluk social) dan sudah merupakan
suatu kewajiban.
3. Cinta Erotis
Cinta
yang erat dorongannya dengan dorongan seksual (sifat membirahikan) ini
merupakan sifat eksklusif (khusus) yang biasa memperdayakan cinta yang
sebenarnya. Hal itu dikarenakan cinta dan nafsu tersebut letaknya tidak berbeda
jauh. Disi lain Cinta erotis jika didasari dengan cinta ideal, kasih sayang,
keserasian maka berfungsi dalam melestarikan keturunan dalam ikatan yang sah
yaitu pernikahan. Sebaliknya jika tidak didasari kasih sayang yaitu nafsu yang membutakan
akal pikiran sehingga yang ada hanya nafsu birahi didalamnya akan timbul rasa
ketidak puasan bias berakhir dengan sebuah perceraian bahkan akan mungkin
timbul juga perselingkuhan atau ke tempat pelacuran yang didalamnya tidak
mungkin akan timbul rasa kasih sayang karena yang ada hanya nafsu birahi
berhubungan badan saja, dengan uang sebagai bayarannya.
4. Cinta Keibuan
Kasih
sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang
terdapat
pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin
suatu
ikatan fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati
penuh
dengan kasih sayang dan naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut
para ahli
ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena
fisologis,
melainkan dorongan psikis.
5. Cinta terhadap Allah
Merupakan
puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang
dapat
memberikan tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan
simpatik dan sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan
membuat cinta menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan
dan menundukkan semua bentuk cinta yang lain.
6. Cinta terhadap Rasul
Ini
merupakan ideal yang sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral,
maupun berbagai sifat luhur lainnya.
2.4 Mewujudkan Cinta Kasih
Untuk
dapat mewujudkan cinta kasih dan sayang dalam kehidupan agar tentram
damai dan
bahagia dapat dengan cara :
1. Cara mewujudkan cinta diri sendiri
Dapat
dilakukan dengan mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jasmani dan
rohani dirinya sendiri terpenuhi secara wajar. Contohnya mandi, menyisir rambut,
memaka wangi- wangian, mengenakan baju yang sopan tidak melanggar adat atau
norma yang ada.
2. Cara mewujudkan cinta sesama manusia /
persaudaraan
Dapat
dilakukan dengan perbuatan yang bersifat sosial dan kemanusian.
Contohnya
saling tolong menolong, kerja bakti, saling tepo seliro, Jean Henry Dunant (
1882-1910) seorang bankir dan penulis berkebangsaan Swiss yang atas suka
relanya menolong setiap orang yang menderita luka-luka dalam pertempuran
Solferino (1859) mendirikan Palang Merah International (1863)
3. Cara mewujudkan cinta erotis
Dapat
dilakukan apabila dilandasi dasar cinta kasih yang bertanggung jawab dan tidak
melanggar adat atau norma yang ada. Contohnya cinta eotis seorang lelaki
terhadap
perempuan yang di sudah di ikat pernikahan di dasari percintaan.
4. Cara mewujudkan Cinta Keibuan
Dapat
dilakukan dengan dilandasi kasih sayang ibu yang tak terhingga terhadap anaknya
dari sejak dikandung, melahirkan, dan mengurus sampai menikahkan dengan tanpa
pamrih sedikitpun dan doanya yang selalu menginginkan dan melihat anaknya
bahagia di jauhkan dari segala kesusahan.
5. Cara mewujudkan Cinta kepada Allah
Dapat
dilakukan dengan dilandasi cinta yang teramat sangat dan meniadakan
Tuhan
selain Allah dengan beraqidah yang kokoh dan bertaqwa atau menjalankan
segala
perintah dan menjauhi larangan yang sudah di tentukan Nya.
6. Cara mewujudkan Cinta kepada Rasul
Dapat
dilandasi dengan cinta dengan mencontoh suri teladan yang baik yang ada pada
diri rasul yaitu sidiq, tablig, amanah, dan fatonah yang di laksanakan setiap
saat selama masih diberi kehidupan
oleh sang maha hidup
Kesimpulan:
1. Manusia
pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan dari Cinta kasih dan
sayang
2. Cinta
kasih Ideal itu adanya tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman dan
kemesraan
atau sering juga di sebut Segitiga Cinta yang satu sama lain harus
sinergi,
selaras, seimbang satu sama lain.
3. Cinta
dan kasih mengandung arti yang hamper sama, tapi antara keduanya
terdapat
perbedaan, yitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang
mendalam
sedangkan kasih meupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa
mengarah
kepada yang dicintai.
4. Cinta
itu mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala
cinta itu
tidak sesuai dengan apa yang diharpakan, apa yang diperkirakan dan
apa yang
didambakan bertolak belakang dari kenyataaan yang sudah terlanjur
tercipta
dalam angan-angan maka cinta bisa sangat menyakitkan dan
menimbulkan penderitaan yang luar
biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar